POTRET 3: POTENSI DIRI  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in


“Bagaimana mungkin kita hidup tanpa menjual diri. Bukan menjual diri dalam konotasi negatif. Tapi, semua bakat dan potensi yang ada pada diri harus kita manfaatkan untuk kelangsungan hidup kita hari ini dan esok.”

Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya atau apa adanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih baik. Setiap orang pasti memiliki bakat dan potensi diri yang berbeda-beda.Tergantung dimana seseorang tersebut minat dan nyaman di dunianya. Menemukan potensi diri dan mengembangkannya cukuplah mudah. Kuncinya hanya satu yaitu FOKUS. Fokus pada intinya adalah mengoptimalkan potensi kita dalam bidang yang kita senangi lalu mengapresiasikannya dalam sebuah wadah yaitu KARYA.

Bagaimanapun kondisi kita sekarang, apapun keadaannya, selama masih ada mimpi yang tinggi dan semangat yang membara maka akan ada kesempatan untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan apa yang diinginkan.

Mengembangkan potensi diri atau bakat sama halnya dengan merancang masa depan yang lebih baik. Bukan berarti kita pesimis akan masa depan kita nanti, tapi dengan mengembangkan potensi atau bakat kita lebih dini akan memberi kita wawasan yang luas serta pengalaman yang banyak. Maka dari itu ayo gali potensi dirimu lalu kembangkan dan lihat masa depan lebih baik yang akan membawamu ke gerbang kesuksesan.

POTRET 2: Belajar Dari Masa Lalu  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Menengok ke belakang tak selalu identik dengan kesedihan dan sesuatu yang jelek. Masa lalu bisa saja dijadikan bahan renungan dan koreksi diri. Bahwa sebenarnya masa depan masih terbuka lebar bagi siapa yang mau berusaha memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan masa lalu demi kemajuan masa depannya.

Tak banyak orang yang mengira bahwa apa yang dilakukannya dahulu di masa lalu sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan di masa depan. Sebenarnya bukan hal sulit untuk bangkit dari kegagalan atau bahkan dari luka masa lalu. Hanya butuh kebesaran jiwa, kesabaran, introspeksi diri, dan doa, serta keikhlasan. Masa lalu yang kelam, pengalaman yang menyakitkan mungkin masih terus teringat hingga menyisakan dendam di hati kita. Namun sebenarnya hal itulah yang menghambat kemajuan masa depan kita nantinya. Bagaimanapun kondisi masa lalu kita, itulah yang telah terjadi dan tak mungkin kembali. Percuma jika kita mengungkit masa lalu dan berandai andai seperti “ah, seandainya saja dulu aku sekolah disini. Atau ah, seandainya saja aku tak melakukan kesalahan itu’’, tak ada gunanya, lagipula waktu tak akan pernah mungkin berjalan kebelakang. Sudahlah lupakan luka masa lalumu. Biarkan angin membawamu berlari mengejar mimpi dan kesuksesan.

Ngomong seperti itu sangatlah mudah, tapi terkadang penerapannya sulit. Menurut saya tak sesulit apa yang dibayangkan. Cobalah percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukan apa yang seharusnya kita jalani. Bahwa yang terjadi sekarang bisa jadi menurut kita tak pantas tapi menurut kacamata Tuhan itulah yang terbaik untuk kita. Sebesar apapun usaha kita, tetaplah Tuhan yang memiliki andil besar dalam menentukan hidup kita. Kita memang tak pernah tahu bagaimana masa depan kita nanti, tapi setidaknya Tuhan telah memberi kita kesempatan untuk merencanakan masa depan yang terbaik. Dan peran Tuhan hanyalah menyetujui atau tidak atas apa yang kita rencanakan. Intinya adalah, sekecil apapun rencana atau tujuan hidup kita Tulislah! Lakukanlah! dan berdoalah!. Kelak ijinkanlah Tuhan untuk memberi jalan yang terbaik untuk kita. Seindah-indah tujuan hidup adalah menjadi pribadi yang berguna! –Mario Teguh-

Sesekali tengoklah masa lalumu, biarkan hal itu menjadi pengindah masa depanmu, menjadi kenangan-kenangan yang tak terlupakan. Masa lalumu adalah saksi bisu kesuksesanmu. Tanpa masa lalu hidupmu akan hampa. Pengindah kebahagiaan adalah kegagalan. Karena semua berawal dari nol. Masa lalu bukanlah penentu masa depan karena kemarin adalah kenangan, hari ini adalah tantangan, dan esok adalah harapan.

POTRET 1: Kehidupan di Mata Remaja  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Kehidupan semakin menampakkan wujud aslinya. Kini, kejujuran tak ubahnya hanya sebuah sandiwara belaka. Alkohol, seks bebas, narkoba, dan semua hal yang berbau ‘kenakalan dan modernisasi’ seakan-akan di Tuhankan. Manusia seakan melupakan kodratnya sebagai makhluk yang beragama. Terlalu munafik jika kita tak mau mengakui bahwa hal itu kini benar-benar terjadi dan perlahan menghancurkan generasi muda. Remaja. Bagaimana tidak, pengaruh itu secepat angin masuk menjadi sebuah trend baru di kalangan remaja tanpa ada perlawanan yang berarti. Sudahlah jangan saling menyalahkan siapapun atas hal itu. Kini, bukan saatnya berdebat mencari siapa yang benar dan salah, bangunlah! Lihat duniamu sekarang! Lekaslah memperbaikinya. Biarkanlah saja nanti waktu yang akan membuktikan dengan segala caranya tentang siapa yang salah dan benar. Bukankah kita juga diajarkan untuk selalu mawas diri dan berlaku baik terhadap siapapun sekalipun dia melakukan kesalahan. Kalau kata pak Mario Teguh “Tetaplah berlaku baik. Lalu perhatikan apa yang terjadi.’’

Selama ini mungkin tak banyak yang ingin tahu makna hidup yang hakiki dan bahagia serta bagaimana hidup harus dijalani. Bukankah selama ini banyak orang yang mengatakan “Jalani saja hidupmu. Jangan dibikin repot. Biar saja mengalir seperti air’’. Tapi bukankah kita tahu bahwa air selalu mengalir ke tempat yang rendah. Lalu maukah kita menjadi orang yang selalu mengalir ke tempat yang rendah dan tak ada perubahan.

Entah mengapa, seiring kemajuan jaman banyak remaja yang melupakan budaya seakan tak penting. Lupa siapa yang membesarkannya. Tak punya tata karma dan secara ekstrem bisa dibilang lupa akan jati dirinya sendiri. Bagiku, hidup lebih dari sekedar mimpi dan cita-cita. Hidup adalah pengabdian yang tidak meminta harta atau jabatan yang masih mengingat sejarah hidupnya dan terlebih lingkungannya untuk di jadikan acuan menjadi insan yang lebih baik. Modernisasi bukan sebuah jalan utama dalam mencari kebahagiaan tapi kesadaran diri sendiri yang harus ditanamkan dalam membentuk orang yang memiliki jiwa yang besar sehingga mampu membawa dirinya ke gerbang kesuksesan.

Otak manusia seakan terkikis oleh kemajuan teknologi dan modernisasi. Termasuk remaja. Lihat saja disetiap tempat tak ada satupun remaja yang tak membawa HP ‘HandPhone’. Media komunikasi elektronik tersebut telah membawa kita lebih maju dalam hal komunikasi. Namun manfaatnya dirasa kurang dan lebih banyak mendatangkan hal negatif. Justru dari situlah sumber kerusakan moral dan harga diri remaja. Bayangkan saja, sebagian besar dari remaja termasuk saya pasti tak asing lagi dengan dunia maya, chatting, porno aksi, seks bebas, dan alkohol. Hal itu sangat mudah didapatkan melalui HP. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan membentengi diri agar tak terbawa oleh arus globalisasi. Dalam hal ini, peran orangtua sangatlah penting layaknya bunga yang tak bisa lepas dari tangkainya.

Kemajuan jaman ini harus kita lalui. Dengan era globalisasi semua terasa mudah didapatkan tapi jangan sampai kita buta akan hal itu. Berbagai efek baik positif negatif tak mampu dibendung datangnya. Oleh karena itu, walaupun orang lain telah mengarahkan kita, memberi nasehat, tetapi hati kita, pikiran kita yang berperan lebih besar terhadap perbuatan kita. Jadi, sebelum melakukan sesuatu berpikirlah terlebih dahulu. Mereka para orang tua kita telah sukses melewati masa remajanya tanpa goresan catatan hitam dan luka dihidupnya. Mampukah kita menorehkan catatan emas di masa remaja ini? Siapa yang akan bangga nantinya? Bukankah kita sendiri?. Tulis mimpimu. Lakukanlah. Dunia akan jadi milikmu.(farah)

POTRET 3: POTENSI DIRI  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in


“Bagaimana mungkin kita hidup tanpa menjual diri. Bukan menjual diri dalam konotasi negatif. Tapi, semua bakat dan potensi yang ada pada diri harus kita manfaatkan untuk kelangsungan hidup kita hari ini dan esok.”

Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya atau apa adanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih baik. Setiap orang pasti memiliki bakat dan potensi diri yang berbeda-beda.Tergantung dimana seseorang tersebut minat dan nyaman di dunianya. Menemukan potensi diri dan mengembangkannya cukuplah mudah. Kuncinya hanya satu yaitu FOKUS. Fokus pada intinya adalah mengoptimalkan potensi kita dalam bidang yang kita senangi lalu mengapresiasikannya dalam sebuah wadah yaitu KARYA.

Bagaimanapun kondisi kita sekarang, apapun keadaannya, selama masih ada mimpi yang tinggi dan semangat yang membara maka akan ada kesempatan untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan apa yang diinginkan.

Mengembangkan potensi diri atau bakat sama halnya dengan merancang masa depan yang lebih baik. Bukan berarti kita pesimis akan masa depan kita nanti, tapi dengan mengembangkan potensi atau bakat kita lebih dini akan memberi kita wawasan yang luas serta pengalaman yang banyak. Maka dari itu ayo gali potensi dirimu lalu kembangkan dan lihat masa depan lebih baik yang akan membawamu ke gerbang kesuksesan.

POTRET 2: Belajar Dari Masa Lalu  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Menengok ke belakang tak selalu identik dengan kesedihan dan sesuatu yang jelek. Masa lalu bisa saja dijadikan bahan renungan dan koreksi diri. Bahwa sebenarnya masa depan masih terbuka lebar bagi siapa yang mau berusaha memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan masa lalu demi kemajuan masa depannya.

Tak banyak orang yang mengira bahwa apa yang dilakukannya dahulu di masa lalu sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan di masa depan. Sebenarnya bukan hal sulit untuk bangkit dari kegagalan atau bahkan dari luka masa lalu. Hanya butuh kebesaran jiwa, kesabaran, introspeksi diri, dan doa, serta keikhlasan. Masa lalu yang kelam, pengalaman yang menyakitkan mungkin masih terus teringat hingga menyisakan dendam di hati kita. Namun sebenarnya hal itulah yang menghambat kemajuan masa depan kita nantinya. Bagaimanapun kondisi masa lalu kita, itulah yang telah terjadi dan tak mungkin kembali. Percuma jika kita mengungkit masa lalu dan berandai andai seperti “ah, seandainya saja dulu aku sekolah disini. Atau ah, seandainya saja aku tak melakukan kesalahan itu’’, tak ada gunanya, lagipula waktu tak akan pernah mungkin berjalan kebelakang. Sudahlah lupakan luka masa lalumu. Biarkan angin membawamu berlari mengejar mimpi dan kesuksesan.

Ngomong seperti itu sangatlah mudah, tapi terkadang penerapannya sulit. Menurut saya tak sesulit apa yang dibayangkan. Cobalah percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukan apa yang seharusnya kita jalani. Bahwa yang terjadi sekarang bisa jadi menurut kita tak pantas tapi menurut kacamata Tuhan itulah yang terbaik untuk kita. Sebesar apapun usaha kita, tetaplah Tuhan yang memiliki andil besar dalam menentukan hidup kita. Kita memang tak pernah tahu bagaimana masa depan kita nanti, tapi setidaknya Tuhan telah memberi kita kesempatan untuk merencanakan masa depan yang terbaik. Dan peran Tuhan hanyalah menyetujui atau tidak atas apa yang kita rencanakan. Intinya adalah, sekecil apapun rencana atau tujuan hidup kita Tulislah! Lakukanlah! dan berdoalah!. Kelak ijinkanlah Tuhan untuk memberi jalan yang terbaik untuk kita. Seindah-indah tujuan hidup adalah menjadi pribadi yang berguna! –Mario Teguh-

Sesekali tengoklah masa lalumu, biarkan hal itu menjadi pengindah masa depanmu, menjadi kenangan-kenangan yang tak terlupakan. Masa lalumu adalah saksi bisu kesuksesanmu. Tanpa masa lalu hidupmu akan hampa. Pengindah kebahagiaan adalah kegagalan. Karena semua berawal dari nol. Masa lalu bukanlah penentu masa depan karena kemarin adalah kenangan, hari ini adalah tantangan, dan esok adalah harapan.

POTRET 1: Kehidupan di Mata Remaja  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Kehidupan semakin menampakkan wujud aslinya. Kini, kejujuran tak ubahnya hanya sebuah sandiwara belaka. Alkohol, seks bebas, narkoba, dan semua hal yang berbau ‘kenakalan dan modernisasi’ seakan-akan di Tuhankan. Manusia seakan melupakan kodratnya sebagai makhluk yang beragama. Terlalu munafik jika kita tak mau mengakui bahwa hal itu kini benar-benar terjadi dan perlahan menghancurkan generasi muda. Remaja. Bagaimana tidak, pengaruh itu secepat angin masuk menjadi sebuah trend baru di kalangan remaja tanpa ada perlawanan yang berarti. Sudahlah jangan saling menyalahkan siapapun atas hal itu. Kini, bukan saatnya berdebat mencari siapa yang benar dan salah, bangunlah! Lihat duniamu sekarang! Lekaslah memperbaikinya. Biarkanlah saja nanti waktu yang akan membuktikan dengan segala caranya tentang siapa yang salah dan benar. Bukankah kita juga diajarkan untuk selalu mawas diri dan berlaku baik terhadap siapapun sekalipun dia melakukan kesalahan. Kalau kata pak Mario Teguh “Tetaplah berlaku baik. Lalu perhatikan apa yang terjadi.’’

Selama ini mungkin tak banyak yang ingin tahu makna hidup yang hakiki dan bahagia serta bagaimana hidup harus dijalani. Bukankah selama ini banyak orang yang mengatakan “Jalani saja hidupmu. Jangan dibikin repot. Biar saja mengalir seperti air’’. Tapi bukankah kita tahu bahwa air selalu mengalir ke tempat yang rendah. Lalu maukah kita menjadi orang yang selalu mengalir ke tempat yang rendah dan tak ada perubahan.

Entah mengapa, seiring kemajuan jaman banyak remaja yang melupakan budaya seakan tak penting. Lupa siapa yang membesarkannya. Tak punya tata karma dan secara ekstrem bisa dibilang lupa akan jati dirinya sendiri. Bagiku, hidup lebih dari sekedar mimpi dan cita-cita. Hidup adalah pengabdian yang tidak meminta harta atau jabatan yang masih mengingat sejarah hidupnya dan terlebih lingkungannya untuk di jadikan acuan menjadi insan yang lebih baik. Modernisasi bukan sebuah jalan utama dalam mencari kebahagiaan tapi kesadaran diri sendiri yang harus ditanamkan dalam membentuk orang yang memiliki jiwa yang besar sehingga mampu membawa dirinya ke gerbang kesuksesan.

Otak manusia seakan terkikis oleh kemajuan teknologi dan modernisasi. Termasuk remaja. Lihat saja disetiap tempat tak ada satupun remaja yang tak membawa HP ‘HandPhone’. Media komunikasi elektronik tersebut telah membawa kita lebih maju dalam hal komunikasi. Namun manfaatnya dirasa kurang dan lebih banyak mendatangkan hal negatif. Justru dari situlah sumber kerusakan moral dan harga diri remaja. Bayangkan saja, sebagian besar dari remaja termasuk saya pasti tak asing lagi dengan dunia maya, chatting, porno aksi, seks bebas, dan alkohol. Hal itu sangat mudah didapatkan melalui HP. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan membentengi diri agar tak terbawa oleh arus globalisasi. Dalam hal ini, peran orangtua sangatlah penting layaknya bunga yang tak bisa lepas dari tangkainya.

Kemajuan jaman ini harus kita lalui. Dengan era globalisasi semua terasa mudah didapatkan tapi jangan sampai kita buta akan hal itu. Berbagai efek baik positif negatif tak mampu dibendung datangnya. Oleh karena itu, walaupun orang lain telah mengarahkan kita, memberi nasehat, tetapi hati kita, pikiran kita yang berperan lebih besar terhadap perbuatan kita. Jadi, sebelum melakukan sesuatu berpikirlah terlebih dahulu. Mereka para orang tua kita telah sukses melewati masa remajanya tanpa goresan catatan hitam dan luka dihidupnya. Mampukah kita menorehkan catatan emas di masa remaja ini? Siapa yang akan bangga nantinya? Bukankah kita sendiri?. Tulis mimpimu. Lakukanlah. Dunia akan jadi milikmu.(farah)