Rindu Berlumpur  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Tak kan pernah habis air mataku bila kuingat tentang dirimu. Dan jujur aku tak kuasa saat terakhir kugenggam tanganmu."

Kerispatih


Tak ada yang abadi. Satu kata yang tak pernah terbantahkan oleh apapun. Begitu juga yang terjadi. Kepergian bunda 3 tahun lalu masih menyisakan luka. Entah apa yang mampu mengobati semua ini.

Kedukaanku masih tersisa sejak kepergiannya. Aku masih merekam detik-detik kepergian Bunda di kepalaku. Bagaimana reaksi orang-orang, kepanikan, tangis, semuanya. Mungkin aku yang menangis paling kencang saat itu. Bagaimana aku harus membalas kerinduan setelah apa yang terjadi padaku dan hidupku hari ini. (14 Agustus 2008)

Aku ingin lupakan, aku ingin pergi dari luka lamaku. Aku ingin menatap masa depanku penuh senyum bahagia, penuh mimpi dan harapan. Tuhan, jika memang ini caramu untukku lakukanlaah. Aku mohon yang terbaik. Aku tak ingin terus terpenjara dengan keadaan ini. Harusnya aku IKHLAS bukan hanya kata 'YA'.

“Every stories has an end. But in life, every end is just a new beginning.”From “Up town Girl” movie.

Coretan Pena Ibu

Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis besarnya gunung
Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis panjangnya jalan
Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis tingginya langit yang biru
Akan tetapi…
Besarnya gunung yang kau tulis
Tidak bisa menandingi besarnya cintamu padaku
Akan tetapi…
Panjangnya jalan yang kau tulis
Tidak bisa melebihi kasih sayangmu padaku
Akan tetapi…
Tingginya langit yang kau tulis
Tidak akan melebihi tingginya jasamu padaku
Bunda…
Engkaulah pelita cahaya
Di kala kegelapan menyelimuti jiwaku…

This entry was posted on 09.00 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar

Rindu Berlumpur  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Tak kan pernah habis air mataku bila kuingat tentang dirimu. Dan jujur aku tak kuasa saat terakhir kugenggam tanganmu."

Kerispatih


Tak ada yang abadi. Satu kata yang tak pernah terbantahkan oleh apapun. Begitu juga yang terjadi. Kepergian bunda 3 tahun lalu masih menyisakan luka. Entah apa yang mampu mengobati semua ini.

Kedukaanku masih tersisa sejak kepergiannya. Aku masih merekam detik-detik kepergian Bunda di kepalaku. Bagaimana reaksi orang-orang, kepanikan, tangis, semuanya. Mungkin aku yang menangis paling kencang saat itu. Bagaimana aku harus membalas kerinduan setelah apa yang terjadi padaku dan hidupku hari ini. (14 Agustus 2008)

Aku ingin lupakan, aku ingin pergi dari luka lamaku. Aku ingin menatap masa depanku penuh senyum bahagia, penuh mimpi dan harapan. Tuhan, jika memang ini caramu untukku lakukanlaah. Aku mohon yang terbaik. Aku tak ingin terus terpenjara dengan keadaan ini. Harusnya aku IKHLAS bukan hanya kata 'YA'.

“Every stories has an end. But in life, every end is just a new beginning.”From “Up town Girl” movie.

Coretan Pena Ibu

Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis besarnya gunung
Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis panjangnya jalan
Bunda…
Kau coretkan penamu diatas secarik kertas putih
Untuk menulis tingginya langit yang biru
Akan tetapi…
Besarnya gunung yang kau tulis
Tidak bisa menandingi besarnya cintamu padaku
Akan tetapi…
Panjangnya jalan yang kau tulis
Tidak bisa melebihi kasih sayangmu padaku
Akan tetapi…
Tingginya langit yang kau tulis
Tidak akan melebihi tingginya jasamu padaku
Bunda…
Engkaulah pelita cahaya
Di kala kegelapan menyelimuti jiwaku…

This entry was posted on 09.00 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar