"seperti sebuah tekanan batin setelah 'kecelakaan' itu menimpanya. Sebentuk tekanan batin yang bahkan tak ada yang mampu menghapusnya. Hanya bisa berusaha menutup lembar demi lembar kenangan yang meski pahit harus dilalui. Sekalipun bahagia terpancar dari senyum mungilnya. Tapi ia tak bisa menyembunyikan luka yang mengoyak nurani dan hidupnya. Baginya, ini bukan masalah materi tapi lebih kepada sebentuk nurani yang terpenjara di antara angan-angan dan impian yang tinggi. Lika Liku Luka yang harus dilewati, dan sebuah pengorbanan nurani yang begitu besar untuk realistis menerima keadaan. Tekanan yang semakin membuat imaji ini terpenjara. Dan ia pun selalu berkata "aku lebih bahagia dengan udara dan air. Dan mereka lebih tahu bagaimana aku harus belajar menghargai sebuah proses.". Apapun yang terjadi, biarkan dia bebas berekspresi dengan imajinasinya."
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-
ps: foto ini diambil dari web favim.com



Posting Komentar