KURIR MANIA  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

KURIR MANIA
kami menyediakan jasa pesan antar makanan apa saja dari resto mana saja yang Anda inginkan di Kab. Karanganyar dan sekitarnya. Ongkos kirim berdasarkan jumlah transaksi
Untuk transaksi s/d 30000 = ongkos kirim 3000
Untuk transaksi s/d 50000 = ongkos kirim 4500
Untuk transaksi s/d 80000 = ongkos kirim 7500
dan 15% untuk transaksi di atas 100.000

silahkan Hubungi Call Center kami di
085728818431 dan 02719500764


KREEPE'Q  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Keripik rasa pedas:
1. SINGKONG
2. TALAS

HARGA:
EXTREEME (Rp 9000)
MEDIUM (7.500)
EASY(7.500)

3. BASRENG
EXTREEME (Rp 12000)
MEDIUM (11000)
EASY(11000)
Diolah dengan bumbu2 100% alami
pokoknya mantaab!!
pesaan: 085 645 737 736
READY STOCK!!!


KERUDUNG ANNA BRENDA  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

KERUDUNG ANNA BRENDA
HARGA 75.000 free ONGKIR UNTUK KEDIRI
READY STOCK!!
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)


TAS BATIK  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

TAS BATIK
Harga 55.000 (BELUM TERMASUK ONGKIR)
READY STOCK!! KUALITAS DIJAMIN.
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)


BANTAL EMOTICON  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

BANTAL EMOTICON
Diameter 30cm
HARGA 55.000 (BLM TERMASUK ONGKIR)
READY STOCK berbagai EMOTICON
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)



silahkan kunjungi link ini:
http://koleksi.tokobagus.com/boneka/bantal-emoticon-13600338.html

TAS LURIK  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

TAS LURIK
Harga 90.000 (BELUM TERMASUK ONGKIR.)
READY STOCK!!
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)



PRESENTER ACADEMY  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

PRESENTER ACADEMY
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KEPENYIARAN
Ikuti pelatihan gratis "news presenter" tiap hari minggu jam 09.00 pagi di PRESENTER ACADEMY.
Yuuk yang mau tambah ilmu ditunggu kedatangannya gan!!
Info lebih lanjut: 0857 5387 3333. Pin BB:2353A3C9


Sebentuk Impian yang Terpenjara-4  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Biarkan dia merdeka dalam setiap mimpinya. Mimpi yang memodali dirinya untuk tetap 'ada' dan dikenang hingga kini. Sebentuk impian yang terpacar jelas dari raut wajah mungilnya. Tentang apa pilihan di masa depannya. Yah, terlihat mengagumkan ketika sebentuk impian itu memberontak untuk segera diekspresikan. Terdengar mengagumkan. Terlihat kuat. Mungkin tak ada yang berarti dalam hidupnya. Tapi, dia selalu berkata "Segala sesuatu dalam kehidupanku mungkin agak suram, tapi sebentar lagi kehidupanku akan bersinar.". 'Share yang hilang dari dunia anak.'
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-


ps. foto ini diambil dari website favim.com

Sebentuk Impian yang Terpenjara-3  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"di ruangan kecil ini ia membangun impian itu. Mencoba bangkit dan bangun melihat keadaan sekitar. Terjajar rapi lukisan-lukisan itu. Foto-foto yang tertempel sejajar dengan ruangan. Coretan kertas dan buku-buku bertumpuk di sudut ruangan. Hanya merah, biru, dan hijau yang menyinari setiap mimpinya di ruangan mungil itu. Kerapkali ia menggantungkan secuil kertas di pohon cokelat yang terlukis di sudut ruangan. Meniup debu dari buku di sudut ruangan yang sudah lama tak terpakai menjadi hal unik baginya. Rasanya ada sepotong fragmen yang tak boleh dilewatkan. Seperti ada nuansa masa lalu yang memberontak ingin dikenang hingga kini. Mari kembali beralih pada setiap bagian di buku ini dengan tulisan yang acak-acakan. Lembar demi lembar, setiap foto yang tertempel, coretan demi coretan dari tinta warna yang mulai luntur menghiasi setiap lembar dalam buku itu. Jelas sekali bahwa ia ingin mengenang semua imajinya."
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-

Sebentuk Impian yang Terpenjara-2  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Dia harus membantu dirinya sendiri, minta dia berhenti untuk marah pada keadaan." ujar salah seorang disampingnya. Sekalipun berusaha mendamaikan diri dengan keadaan. Semua orang akan mendustainya. Karena semua orang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Memang tak salah semua orang bersikap seperti itu, Tapi bukan seperti ini konsep hidup yang dia inginkan dan butuhkan. Hidup adalah tumbuh, berkembang, dan menghargai setiap proses penciptaan Tuhan. Yang dia pikirkan adalah bagaimana menyaring air yang jatuh dari atas ke bawah dan merubah kebiasaan buruk menjadi sebuah take action yang bermanfaat bagi banyak orang. Apa salah ketika dia ingin menjadi dirinya sendiri dan memulai semua yang baru. Biarkan dia menjadi dirinya sendiri, sebaik-baik dirinya sendiri. Itu hak setiap manusia. Jangan memenjara setiap lakon yang ingin dia mainkan. Tuhan sudah mengaturnya. Masa depan itu rahasia.
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-

Sebentuk Impian yang Terpenjara  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"seperti sebuah tekanan batin setelah 'kecelakaan' itu menimpanya. Sebentuk tekanan batin yang bahkan tak ada yang mampu menghapusnya. Hanya bisa berusaha menutup lembar demi lembar kenangan yang meski pahit harus dilalui. Sekalipun bahagia terpancar dari senyum mungilnya. Tapi ia tak bisa menyembunyikan luka yang mengoyak nurani dan hidupnya. Baginya, ini bukan masalah materi tapi lebih kepada sebentuk nurani yang terpenjara di antara angan-angan dan impian yang tinggi. Lika Liku Luka yang harus dilewati, dan sebuah pengorbanan nurani yang begitu besar untuk realistis menerima keadaan. Tekanan yang semakin membuat imaji ini terpenjara. Dan ia pun selalu berkata "aku lebih bahagia dengan udara dan air. Dan mereka lebih tahu bagaimana aku harus belajar menghargai sebuah proses.". Apapun yang terjadi, biarkan dia bebas berekspresi dengan imajinasinya."
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-


ps: foto ini diambil dari web favim.com

BEASISWA DATA PRINT  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Partisipasi DataPrint dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia tidak henti-hentinya. Di tahun 2009, DataPrint pernah mengadakan program DataPrint Academy yang memberikan kesempatan kepada 30 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia untuk mengikuti workshop selama lima hari di bidang kreatifitas dan entrepreneurship. Kemudian di tahun 2011, sebanyak 700 orang pelajar dan mahasiswa telah menerima beasiswa pendidikan dengan total ratusan juta rupiah. Para penerima beasiswa berasal dari Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Ponorogo, Kendari, Martapura, Dumai, Malang, dan lain-lain.

Tahun ini, DataPrint kembali membuka program beasiswa bagi 700 orang pelajar dan mahasiswa. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint. Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.


Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu di
http://beasiswadataprint.com/?page_id=73


Nah, sebelum daftar coba baca deh peraturan di http://beasiswadataprint.com/?page_id=2




Sepercik AIr  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Sedang merindukan masa-masa dimana bahagia itu selalu terukir, menghiasi setiap senyum yang mengembang. Yah, bisa dibilang ini adalah fase tersulit dalam hidup. Entah sudah kesekian kalinya aku keluhkan hal ini, tapi tetap saja keluhan itu tak pernah ada ujungnya. Keluhan tak berujung dari sebuah realita.

Ada kalanya manusia mengalami sebuah titik balik, masa kejenuhan, dan masa perubahan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Melampiaskan menjadi sebuah hal yang positif atau justru terjebak dengan hal yang negatif. Sama halnya dengan sebuah keluhan, berawal dari sebuah realita yang tak 'diharapkan' dan berujung penyesalan yang harus diterima. Penyesalan dan keluhan yang sebenarnya sama sekali tak berarti apa-apa.

Pada dasarnya, kita tau apa yg kita inginkan, apa yang orang lain inginkan dan apa yang pada akhirnya kita pilih. Namun seringkali kita tak menyadari baik atau buruknya sebuah pilihan itu. Dan karena itulah kerapkali keluhan muncul. Harus kuakui bahwa sebenarnya mengeluh salah dan tak ada gunanya. Sama artinya dengan tak mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita. Tapi, itulah manusia selalu mengedepankan ego tanpa memikirkan bagaimana dampaknya suatu saat nanti.

Setidaknya kini aku berhenti mengeluh dan mulai berpikir cerdas bagaimana menciptakan suasana yang mendamaikan dan membahagiakan. Melampiaskan semua masalah menjadi hal-hal positif yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Masih ada masa depan yang melambai padaku. SEMANGAT!!

Bangku Bangku yang Mulai Pudar- Sebuah Refleksi Diri  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Kehidupan tanpa pendidikan memang tak akan membenih indah namun jika pendidikan pun sudah diatas tanduk runcing tertiup angin pula, apa yang insan bisa lakukan. Tak banyak khalayak tau strategi kecil yang dimainkan dibalik layar, ada kalanya pula semua itu disembunyikan. Namun apa yang ada dibenak semua umat yang mempunyai mata hati yang mengenang seorang pahlawan dimata mereka adalah sosok yang benar-benar berjasa dan pelipur laranya jikalau pahlawan itu ternyata menggunting dibalik lipatan yang tak seharusnya mereka lakukan. Apalagi pahlawan dengan lebel tanpa tanda jasa, siapa sih yang tak mengerti ungkapan ini. Mungkin semua plosok dan sudut-sudut pun tak asing tentang ini semua.



Udara sudah terbiasa berhembus dari tekanan yang tinggi ke rendah bahkan air laut sudah terbiasa menguap saat matahari benar-benar memberikan panasnya sinar. Semua hal di bumi ini sudah biasa terjadi namun apa yang ada jika yang tak biasa terjadi kini sudah menjadi darah dan mendaging di tubuh para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Tak perlu munafik dan tak perlu bungkam untuk sembunyikan hal yang dianggap tak layak dilakukan. Hukum pun tidak akan ada jika tak terjadi penyimpangan, apakah yang engkau maksud ini, pahlawan tanpa tanda jasa mengatas namakan jasanya diatas segalanya.



Dan saat siang terik sudah diatas kepala ternyata tak jarang engkau rasakan udara yang berhembus atasnya. Disini kami panas, disini kami menggigil kering hampir pecah sudah bibir kami. Bahkan kami tak pernah tau arti sebuah nilai yang selama ini engkau berikan pada kami, bagi kami nilai hanya segelintir buih-buih yang berceceran di benak kami dan akan hilang pada saat yang cepat. Tanpa kita sadari kami tak pernah mengenal nilai, kami sering abaikan akhlak demi nilai yang kami inginkan dari lihaian tanganmu. Mungkin lipatan-lipatan dan lembaran-lembaran kertas nilai berarti bagai kami, sampai kami tak mengenal akhlak. Apakah arti keberadaan kami jika pahlawan panutan kami tak mengenalkan kami akhlak, ingin sekali kami mengenal akhlak dengan niat kami namun, tak sanggup kami menggapainya. Sudah lama kami ingin mengenalnya namun harga nilai-nilai yang selalu engkau hadirkan dibenak kami membuat kami semakin terpaku atas nilai, kami semakin melupakan akhlak dan mengejar nilai yang sebenarnya hal itu hanya kesemuan belaka. Semu yang tak berarti dan akan hangus di sela-sela helak nafas jika kami sudah tak duduk di bangku-bangku itu.

Ketika Kulihat Ingatan Masa Lalu  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Ada sebuah ingatan tentang masa kecil saya, dimana saya dan keluarga menghabiskan waktu berjam-jam untuk berkeliling kota, menikmati setiap sudut kota, bercengkrama, dan bersenang-senang dengan setiap makanan yang kami nikmati. Jagung bakar, tahu petis khas Kediri, nasi goreng, soto ayam, dan apapun itu. Waktu itu semakin berarti ketika kini jarang sekali kunikmati lagi masa itu. Masa lalu itu its was fun. Rasa bangga dan rindu membuncah ketika teringat lagi masa kecil itu.

the past is a very beautiful memories when we are through with happiness. Very simple when happy it gives hope.

Mereka Membunuh Bahsaku  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in


Hai Sobat ASPEK…!!! Sekarang ini zaman udah maju. Kebanyakan dari kalian udah punya HP kan ?? Alat komunikasi tersebut digunakan untuk berkomunikasi lewat telepon dan SMS (Short Message Service). Buat pelajar yang seumuran kita, kebanyakan lebih suka SMS-an daripada nelpon. Ya kaaan….?? Secara lebih murah dan kita juga bisa mengekspresikan diri lewat kata-kata. Seringkali dalam mengirim SMS kita menyingkat kata-kata agar lebih cepat dan hemat pulsa. Tapi sebenarnya hal itu tidak dianjurkan karena ada beberapa masalah yang ditimbulkan karena hal tersebut. Semua ini akan kita bahas di halaman ini.

Fenomena penyingkatan kata dalam SMS terjadi karena kebanyakan masyarakat berprinsip “Asalkan sampai ke penerima” dan ada kesan bahwa semakin pintar kita menyingkat pesan SMS, maka kita semakin gaul dan tampil beda. Dan terkadang kita merasa penggunaan bahasa dan kata yang baik dan benar terasa kurang efisien, serta kurang nyaman untuk percakapan sehari-hari. Padahal sebenarnya EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) justru mengefektifkan percakapan kita.

Akibat-akibat lain yang ditimbulkan oleh fenomena tersebut antara lain:

a. Menimbulkan AMBIGUITAS (bermakna ganda). Contohnya nih, ketika kamu ngetik huruf “lg” dapat bermakna “lagu” dan “lagi”. Sebenernya kan tidak semua orang mengetahui penyingkatan kata yang sering kita lakukan dalam SMS. Contohnya saat kamu mengirim SMS kepada orang yang lebih tua.

b. Orang bisa pelafalan (dalam penyingkatan kata bahasa asing) tapi tidak tahu cara penulisan yang benar. Contohnya ketika kamu ngetik “Just 4 U” sebagian orang mungkin bisa paham maksudnya “Just For You”, tapi tidak tahu cara penulisan kata “Just 4 U” yang benar.

c. Kamus Besar Bahasa Indonesia jadi tidak berguna lagi. Padahal di situlah terdapat kosakata yang resmi.

d. Pembunuhan karakter Bahasa Indonesia. Dikatakan sebagai pembunuhan karakter karena secara tidak sadar kita telah merusak Bahasa Indonesia yang telah dibangun kaedahnya dari jaman dahulu.

e.Hilangnya kaedah Bahasa Indonesia.

Untuk meminimalkan agar perusakan bahasa tidak terus terjadi, ada beberapa cara antara lain:

a.Gunakan singkatan yang lazim saat mengirim SMS atau pesan singkat lainnya. Contohnya kata “yang” dapat disingkat menjadi “yg”.

b.Jika kata-kata yang akan dikirim tidak dapat disingkat dengan jelas, tulislah dengan apa adanya. Dengan demikian kita telah menyelamatkan Bahasa Indonesia dari kerusakan.

Pembunuhan bahasa sebenarnya dilakukan tanpa sadar oleh diri kita sendiri. Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga dengan bahasa kita, yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa yang baik dan benar sebenarnya tidak harus baku, tapi harus sesuai dengan situasi dan kondisi di mana kita berada. Sebagai pelajar, kita harus memegang kaedah berbahasa yang benar. Kalau kita ingin Bahasa Indonesia tetap eksis, kita harus sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari secara tulis maupun lisan, dan juga memperdengarkannya pada semua orang. Sebenarnya, orang yang bisa berbahasa adalah orang yang tahu aturan. So..kalian nggak mau kan dijuluki orang nggak punya aturan kan…??

-artikel ini pernah di muat di majalah sekolah ASPEK SMAN 3 KEDIRI-





Sebuah Cerita Tanpa Koma!  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

This is my choise, and maybe I think this is my dream. My dream for good future. Althought I don’t know about future, about my way, about everything in future. But at least I do the right things now.

Sebuah Cerita Tanpa Koma!




Waktu berlalu tanpa peduli apa yang terjadi, tanpa peduli siapa pelakunya dan apa yang dilakukannya. Waktu memandang semuanya sama. Jika tidak bisa menjadi yang terbaik hari ini, jangan harap akan menghasilkan yang terbaik hari esok. 24 jam seakan berlalu tanpa terasa bagi kami. Setiap detik waktu yang berjalan menjadi sebuah cerita tanpa koma. Puluhan ide dan cerita memberontak memenuhi otak menuntut untuk segera dituangkan dalam berita.

Tak ada batasan waktu bagi kami, tak ada koma dalam dunia kami. Dunia kami menuntut untuk selalu menghasilkan yang terbaik dan berkualitas. Meskipun sejenak melupakan masa indah hidup kami, semua itu demi mimpi kami untuk selalu menjadi yang terbaik. Kami bercerita tanpa koma, berlari mengejar realitas. Waktu dan pena setia menemani hidup kami. Karena dengan itu kami kuat.

Jika orang lain mati meninggalkan bangkai, kami tak akan mati. Kami menulis lembar demi lembar yang menjadi saksi dan kekuatan untuk tetap dikenang hingga kini. Menjadi saksi hidup kami dan mereka. Semuanya terekam indah dalam goresan pena. Kata-kata yang menjadi ekspresi indrawi, penekanan yang mewakili emosi, dan semua cerita yang menggambarkan kebahagiaan. Dengan harapan kami akan selalu bermanfaat bagi sesama dan tetap memberikan kontribusi positif bagi perkembangan media massa.

EKSPRESI TANPA BATAS…  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Yeah, waktu itu tak sengaja mataku memandang setumpuk buku di sudut ruang. Ruang bercat hijau dengan lukisan pohon di dindingnya. Di beberapa sudut tertempel kata-kata motivasi dan beberapa hasil jepretan si kamera. Di lantainya juga berserakan draft dan coretan tentang masa depan. Meski tak terlihat rapi, ya semoga kelak ruangan ini bisa menjadi saksi bagaimana sebuah karya terlahir. Apapun yang tergambar dari ruangan ini, tetap saja buku di sudut meja itu menarik perhatianku untuk mengamatinya. Sejurus kemudian, aku berjalan penuh tanda tanya mengamati tumpukan buku itu. Buku-buku berdebu itu terlihat usang dan kurang terawat, mungkin ada unsur pembiaran karena si penulis buku itu malu bahkan takut untuk membaca kembali kenangan masa itu. Dan si penulis itu adalah saya sendiri.

Meniup debu dari buku yang sudah lama tak terpakai menjadi hal unik untuk saya. Rasanya ada sepotong fragmen yang tak boleh dilewatkan. Seperti ada nuansa masa lalu yang memberontak ingin dikenang hingga kini. Mari kembali beralih pada setiap bagian di buku ini dengan tulisan yang acak-acakan. Lembar demi lembar, setiap foto yang tertempel, coretan demi coretan dari tinta warna yang mulai luntur menghiasi setiap lembar dalam buku itu. Bercerita tentang setiap proses pencapaian mimpi. Saya teringat ketika pertama kali menulis pada lembaran buku itu, sebagai seorang anak yang menuangkan ide dan pikirannya pada sebuah buku dengan perasaan bangga dan bahagia. Waktu itu saya berpikir bahwa setiap apa yang saya tuliskan bisa menjadi kenangan dan saksi perjalanan hidup yang tak terbantahkan, yang tentunya saya tulis sendiri.

Tanpa disadari sayapun mulai tertawa geli membaca tulisan-tulisan itu, padahal menertawakannya sama artinya menertawakan masa lalu yang terekam dalam buku itu. Yah memang benar-benar ingin tertawa dan


ketika membaca tulisan anak SMP -waktu itu-. Terlihat sekali perbedaan tulisan-tulisan saya waktu dulu ketika masih SMP dengan sekarang, ya karena dulu lagi trend tulisan alay jadi diary ini juga memakai gaya bahasa alay. Hehe. Jika dikaji lebih mendalam sebenarnya jauh sekali dari teknik penulisan yang baik dan benar. Walaupun sekarang saya masih aktif menulis diary dan tulisan lainnya, saya masih merasa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Selalu ada perasaan yang berkecamuk untuk mendoktrin bahwa tulisan saya jelek.

Namun dari semua itu, terlepas dari berbakat atau tidak, saya tetap merasa bangga dengan tulisan-tulisan itu yang menjadi bagian dari perjalan hidup saya sebagai seorang penulis. Setiap momen yang saya tulis menjadi sebuah cerita sekan mampu memutar kembali imajinasi saya ke masa lalu yang penuh kenangan. Memang terkadang momen-momen itu memenuhi ruang otak dan menjadi penyuntik semangat untuk tetap berkarya dalam keadaan apapun. Setiap proses yang dilalui demi sebuah impian menjadi seorang penulis terus mewarnai setiap lembar diary menjadi sebuah rangkaian cerita.
Waktu itu ketika masih duduk di bangku SMP memang sudah terbayang bagaimana rasanya menjadi seorang penulis. Tanpa pikir panjang waktu itu, saya deskripsikan bahwa seorang penulis hanyalah seseorang yang bisa mengekspresikan berbagai hal dan suasana tanpa harus berpikir keras dan mengorbankan waktu, juga tidak menguras tenaga, hanya menuangkan setiap rasa dan ide yang berkecamuk dalam otak dengan tambahan sedikit bumbu dan meramunya menjadi sebuah cerita.

Bagi saya menulis adalah sebuah wahana ekspresi tanpa batas. Sebuah cara pelampiasan yang saya pikir tidak akan merugikan siapapun. Hanya saya dan tulisan itu yang tahu. Bahkan mungkin jika tulisan-tulisan itu dibaca orang lain akan menjadi sebuah cara unik untuk berbagi dan share tentang apapun. Menulis adalah sebentuk ekspresi indrawi untuk meluapkan segala emosi, keluh kesah, canda tawa, dan bahagia.

Yah, pikiran yang dulu sesimple itu kini mampu menuliskan berbagai cerita. Cerita yang terkadang jauh dari realita. Seiring berjalannya waktu, sayapun mulai ‘serius dan bertanggung jawab’ atas pemikiran masa lalu itu. Membuka kembali diary itu membuat saya sadar bahwa ada sebongkah impian yang harus ‘dipertanggungjawabkan’ sekarang dan di masa depan, mimpi untuk menjadi seorang yang dibanggakan dan memiliki sesuatu untuk tetap dikenang hingga nanti. Yah, semacam pembuktian diri atas sebentuk cita-cita yang tertanam sejak kecil.

Terasa sekali perbedaan dalam diri saya ketika menulis diary di masa lalu dibanding tulisan-tulisan saya sekarang ini. Diary masa lalu saya mencerminkan bahwa dulu ketika menulis hanya sedikit sekali pesan yang tersampaikan. Hanya sebuah tulisan yang mewakili segala emosi dari sebuah momen yang benar-benar terjadi, tertuang jujur dalam tulisan tersebut. Hingga kini tulisan-tulisan masa lalu itu menjadi semacam kekuatan dan kebanggaan bagi diri sendiri bahwa saya bisa dan mampu merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat yang indah.

Setelah sekian lama lelah berlari melewati setiap proses menggapai impian untuk menjadi seorang penulis. Setumpuk diary di sudut ruangan itu mengingatkan saya untuk berhenti menulis dalam konteks yang lain. 2 tahun terakhir ini saya lebih sering menghabiskan waktu menulis di laptop. Lebih simple dan mengurangi kram di tangan. Tapi kekuatan menggoreskan pena di setiap lembar buku tetap memanggil nurani saya untuk kembali menuliskan setiap momen pada diary bukan pada alat digital. Goresan demi goresan yang mewarnai setiap cerita memiliki kesan tersendiri, karena dari goresan itu saya belajar dari kesalahan untuk melewati proses selanjutnya. Lebih tepat dikatakan bahwa saya rindu menulis dengan segala emosi yang mewakili setiap momen. Dimana saya sangat leluasa dan bebas menuliskan setiap ekspresi tanpa batas dari ladang harapan yang tak pernah mati. Hati.

Secuil Doa dan Harap  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"secuil harap dari jiwa-jiwa yang haus akan KasihNya. oleh: Bima Mahardika dan Farah Adiba N.M."

Bahagianya Ketika Masih Bisa Melihat Mentari. Burung2 Bercengkrama. Daun2 Menari Di Tiup Angin. Tapi Sayang,Tak Seindah Dulu. Saat Pagiku Yang Msh Penuh Sujud.

Redup Temaram Qolbuku, Jauh Dari Sentuhan Hidayahmu, Terseok- Seok Langkahku, Tak Ingin Jauh Darimu

Tuhan, Hamba Ini Rindu Kasihmu.Basuh Perihku Dengan Cahayamu. Sudah Tiba Saat Untuk Mengerti Tuhan.. Aku Rindu, Rindu Akan Cahayamu.

Aksana Hujan Membasahi Bumi, Jumlah Dosaku & Kadar Imanku Tak Mampu Menopang Kembalinya Aku Padamu. Izinkan Sekali Lagi

Tanpa Cahayamu Serasa Hampa Hati Ini.. Setetes Air Wudhu Penuh Kesejukan Seakan Mengisyaratkan Padaku Untuk Tetap Istiqomah, Ikhtiar, Dan Penuh Ikhlas Melewati Ujian Mu.. Aku Ingin Rasa Indah Kan Hadir Untuk Ku.Meluluhkan Mimpi Mimpi. Tak Henti Jiwa Ini Menanti Dirimu.. Tuhan Tolonglah, Buka Hatiku..

KERIKIL KECIL  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

“Tuhan pasti telah memperhitungkan amal dan dosa yang kita perbuat. Kemanakah lagi kita kan sembunyi, hanya kepadaNya kita kembali. Anugrah dan bencana adalah kehendakNya. Kita mesti tabah menjalani. Hanya cambuk kecil agar kita sadar. Adalah Dia di atas segalanya.”



Awan berarak mengelilingi langit. Menghapus senja menyambut bintang. Tetes demi tetes hujan turun di antara kilatan petir dan gemuruh guntur. Terbersit sebuah kenangan dalam balutan luka. Dan seluruh alam-pun sempat bersaksi bagai sebuah memori penting. Antara Kalah dan Menyerah!.



Waktu berlalu tanpa peduli apa yang terjadi. Detik, menit, jam, sehari, sebulan, tahun… dan seakan semuanya sia hanya berbalut luka. Berapapun lamanya Engkau bertahan dalam duka, waktu tak akan pernah memperdulikanmu. Bahkan hanya untuk sedetik saja, sekedar membawamu ke masa itu. Masa dimana hatimu masih terukir bahagia. Dimana pikiranmu tak pernah terjamah sesal, kecewa, dan apapun itu yang mereka katakan tentang ‘kesedihan’.



“Tuhan, apapun jalan yang aku pilih. Sekalipun itu adalah pilihan terburuk. Aku mohon Engkau tetap menunjukkan kebenaran suatu saat nanti”.



Saat ini adalah fase tersulit yang harus dilewati. Fase dimana seluruh kekuatan lahir dan batin harus dikorbankan. Entah berapa lama waktu yang sudah terbuang untuk berusaha kembali menatap masa depan yang dulu begitu gemilang. Menjadi seorang yang membanggakan!. ‘Lama tak terlihat bayangmu dalam hidupku’.



Apapun itu, hendaknya kita tetap berpikir positif dan membuat segalanya menjadi lebih baik. Menjadi pribadi-pribadi yang dirindukan kebaikannya. Menjadi pribadi yang benar-benar diperhitungkan di masa depan. Yang lalu hanyalah sebuah kerikil kecil yang terkadang tak pantas untuk di tangisi. Masih ada masa depan yang lebih baik dengan pribadi-pribadi yang lebih powerful dan mempercayakan tugas besar kepada kita. Dalam hidup, setiap akhir cerita adalah sebuah awal baru menuju kebahagiaan! Bahagia itu pilihan!



“Ikhlas bukan berarti pasif dan pasrah pada segala hal, tapi bentuk ke

tegaran hati yang dibentuk oleh kejujuran pada diri sendiri dan kenyataan”

KURIR MANIA  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

KURIR MANIA
kami menyediakan jasa pesan antar makanan apa saja dari resto mana saja yang Anda inginkan di Kab. Karanganyar dan sekitarnya. Ongkos kirim berdasarkan jumlah transaksi
Untuk transaksi s/d 30000 = ongkos kirim 3000
Untuk transaksi s/d 50000 = ongkos kirim 4500
Untuk transaksi s/d 80000 = ongkos kirim 7500
dan 15% untuk transaksi di atas 100.000

silahkan Hubungi Call Center kami di
085728818431 dan 02719500764


KREEPE'Q  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Keripik rasa pedas:
1. SINGKONG
2. TALAS

HARGA:
EXTREEME (Rp 9000)
MEDIUM (7.500)
EASY(7.500)

3. BASRENG
EXTREEME (Rp 12000)
MEDIUM (11000)
EASY(11000)
Diolah dengan bumbu2 100% alami
pokoknya mantaab!!
pesaan: 085 645 737 736
READY STOCK!!!


KERUDUNG ANNA BRENDA  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

KERUDUNG ANNA BRENDA
HARGA 75.000 free ONGKIR UNTUK KEDIRI
READY STOCK!!
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)


TAS BATIK  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

TAS BATIK
Harga 55.000 (BELUM TERMASUK ONGKIR)
READY STOCK!! KUALITAS DIJAMIN.
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)


BANTAL EMOTICON  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

BANTAL EMOTICON
Diameter 30cm
HARGA 55.000 (BLM TERMASUK ONGKIR)
READY STOCK berbagai EMOTICON
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)



silahkan kunjungi link ini:
http://koleksi.tokobagus.com/boneka/bantal-emoticon-13600338.html

TAS LURIK  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

TAS LURIK
Harga 90.000 (BELUM TERMASUK ONGKIR.)
READY STOCK!!
Pemesanan Hub: 085 645 737 736 (CANTUMKAN Jenis Barang)



PRESENTER ACADEMY  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

PRESENTER ACADEMY
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN KEPENYIARAN
Ikuti pelatihan gratis "news presenter" tiap hari minggu jam 09.00 pagi di PRESENTER ACADEMY.
Yuuk yang mau tambah ilmu ditunggu kedatangannya gan!!
Info lebih lanjut: 0857 5387 3333. Pin BB:2353A3C9


Sebentuk Impian yang Terpenjara-4  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Biarkan dia merdeka dalam setiap mimpinya. Mimpi yang memodali dirinya untuk tetap 'ada' dan dikenang hingga kini. Sebentuk impian yang terpacar jelas dari raut wajah mungilnya. Tentang apa pilihan di masa depannya. Yah, terlihat mengagumkan ketika sebentuk impian itu memberontak untuk segera diekspresikan. Terdengar mengagumkan. Terlihat kuat. Mungkin tak ada yang berarti dalam hidupnya. Tapi, dia selalu berkata "Segala sesuatu dalam kehidupanku mungkin agak suram, tapi sebentar lagi kehidupanku akan bersinar.". 'Share yang hilang dari dunia anak.'
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-


ps. foto ini diambil dari website favim.com

Sebentuk Impian yang Terpenjara-3  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"di ruangan kecil ini ia membangun impian itu. Mencoba bangkit dan bangun melihat keadaan sekitar. Terjajar rapi lukisan-lukisan itu. Foto-foto yang tertempel sejajar dengan ruangan. Coretan kertas dan buku-buku bertumpuk di sudut ruangan. Hanya merah, biru, dan hijau yang menyinari setiap mimpinya di ruangan mungil itu. Kerapkali ia menggantungkan secuil kertas di pohon cokelat yang terlukis di sudut ruangan. Meniup debu dari buku di sudut ruangan yang sudah lama tak terpakai menjadi hal unik baginya. Rasanya ada sepotong fragmen yang tak boleh dilewatkan. Seperti ada nuansa masa lalu yang memberontak ingin dikenang hingga kini. Mari kembali beralih pada setiap bagian di buku ini dengan tulisan yang acak-acakan. Lembar demi lembar, setiap foto yang tertempel, coretan demi coretan dari tinta warna yang mulai luntur menghiasi setiap lembar dalam buku itu. Jelas sekali bahwa ia ingin mengenang semua imajinya."
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-

Sebentuk Impian yang Terpenjara-2  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"Dia harus membantu dirinya sendiri, minta dia berhenti untuk marah pada keadaan." ujar salah seorang disampingnya. Sekalipun berusaha mendamaikan diri dengan keadaan. Semua orang akan mendustainya. Karena semua orang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Memang tak salah semua orang bersikap seperti itu, Tapi bukan seperti ini konsep hidup yang dia inginkan dan butuhkan. Hidup adalah tumbuh, berkembang, dan menghargai setiap proses penciptaan Tuhan. Yang dia pikirkan adalah bagaimana menyaring air yang jatuh dari atas ke bawah dan merubah kebiasaan buruk menjadi sebuah take action yang bermanfaat bagi banyak orang. Apa salah ketika dia ingin menjadi dirinya sendiri dan memulai semua yang baru. Biarkan dia menjadi dirinya sendiri, sebaik-baik dirinya sendiri. Itu hak setiap manusia. Jangan memenjara setiap lakon yang ingin dia mainkan. Tuhan sudah mengaturnya. Masa depan itu rahasia.
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-

Sebentuk Impian yang Terpenjara  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"seperti sebuah tekanan batin setelah 'kecelakaan' itu menimpanya. Sebentuk tekanan batin yang bahkan tak ada yang mampu menghapusnya. Hanya bisa berusaha menutup lembar demi lembar kenangan yang meski pahit harus dilalui. Sekalipun bahagia terpancar dari senyum mungilnya. Tapi ia tak bisa menyembunyikan luka yang mengoyak nurani dan hidupnya. Baginya, ini bukan masalah materi tapi lebih kepada sebentuk nurani yang terpenjara di antara angan-angan dan impian yang tinggi. Lika Liku Luka yang harus dilewati, dan sebuah pengorbanan nurani yang begitu besar untuk realistis menerima keadaan. Tekanan yang semakin membuat imaji ini terpenjara. Dan ia pun selalu berkata "aku lebih bahagia dengan udara dan air. Dan mereka lebih tahu bagaimana aku harus belajar menghargai sebuah proses.". Apapun yang terjadi, biarkan dia bebas berekspresi dengan imajinasinya."
-Penggalan cerpen "Sebentuk Impian yang Terpenjara"-


ps: foto ini diambil dari web favim.com

BEASISWA DATA PRINT  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Partisipasi DataPrint dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia tidak henti-hentinya. Di tahun 2009, DataPrint pernah mengadakan program DataPrint Academy yang memberikan kesempatan kepada 30 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia untuk mengikuti workshop selama lima hari di bidang kreatifitas dan entrepreneurship. Kemudian di tahun 2011, sebanyak 700 orang pelajar dan mahasiswa telah menerima beasiswa pendidikan dengan total ratusan juta rupiah. Para penerima beasiswa berasal dari Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Ponorogo, Kendari, Martapura, Dumai, Malang, dan lain-lain.

Tahun ini, DataPrint kembali membuka program beasiswa bagi 700 orang pelajar dan mahasiswa. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint. Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.


Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu di
http://beasiswadataprint.com/?page_id=73


Nah, sebelum daftar coba baca deh peraturan di http://beasiswadataprint.com/?page_id=2




Sepercik AIr  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Sedang merindukan masa-masa dimana bahagia itu selalu terukir, menghiasi setiap senyum yang mengembang. Yah, bisa dibilang ini adalah fase tersulit dalam hidup. Entah sudah kesekian kalinya aku keluhkan hal ini, tapi tetap saja keluhan itu tak pernah ada ujungnya. Keluhan tak berujung dari sebuah realita.

Ada kalanya manusia mengalami sebuah titik balik, masa kejenuhan, dan masa perubahan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Melampiaskan menjadi sebuah hal yang positif atau justru terjebak dengan hal yang negatif. Sama halnya dengan sebuah keluhan, berawal dari sebuah realita yang tak 'diharapkan' dan berujung penyesalan yang harus diterima. Penyesalan dan keluhan yang sebenarnya sama sekali tak berarti apa-apa.

Pada dasarnya, kita tau apa yg kita inginkan, apa yang orang lain inginkan dan apa yang pada akhirnya kita pilih. Namun seringkali kita tak menyadari baik atau buruknya sebuah pilihan itu. Dan karena itulah kerapkali keluhan muncul. Harus kuakui bahwa sebenarnya mengeluh salah dan tak ada gunanya. Sama artinya dengan tak mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita. Tapi, itulah manusia selalu mengedepankan ego tanpa memikirkan bagaimana dampaknya suatu saat nanti.

Setidaknya kini aku berhenti mengeluh dan mulai berpikir cerdas bagaimana menciptakan suasana yang mendamaikan dan membahagiakan. Melampiaskan semua masalah menjadi hal-hal positif yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Masih ada masa depan yang melambai padaku. SEMANGAT!!

Bangku Bangku yang Mulai Pudar- Sebuah Refleksi Diri  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Kehidupan tanpa pendidikan memang tak akan membenih indah namun jika pendidikan pun sudah diatas tanduk runcing tertiup angin pula, apa yang insan bisa lakukan. Tak banyak khalayak tau strategi kecil yang dimainkan dibalik layar, ada kalanya pula semua itu disembunyikan. Namun apa yang ada dibenak semua umat yang mempunyai mata hati yang mengenang seorang pahlawan dimata mereka adalah sosok yang benar-benar berjasa dan pelipur laranya jikalau pahlawan itu ternyata menggunting dibalik lipatan yang tak seharusnya mereka lakukan. Apalagi pahlawan dengan lebel tanpa tanda jasa, siapa sih yang tak mengerti ungkapan ini. Mungkin semua plosok dan sudut-sudut pun tak asing tentang ini semua.



Udara sudah terbiasa berhembus dari tekanan yang tinggi ke rendah bahkan air laut sudah terbiasa menguap saat matahari benar-benar memberikan panasnya sinar. Semua hal di bumi ini sudah biasa terjadi namun apa yang ada jika yang tak biasa terjadi kini sudah menjadi darah dan mendaging di tubuh para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Tak perlu munafik dan tak perlu bungkam untuk sembunyikan hal yang dianggap tak layak dilakukan. Hukum pun tidak akan ada jika tak terjadi penyimpangan, apakah yang engkau maksud ini, pahlawan tanpa tanda jasa mengatas namakan jasanya diatas segalanya.



Dan saat siang terik sudah diatas kepala ternyata tak jarang engkau rasakan udara yang berhembus atasnya. Disini kami panas, disini kami menggigil kering hampir pecah sudah bibir kami. Bahkan kami tak pernah tau arti sebuah nilai yang selama ini engkau berikan pada kami, bagi kami nilai hanya segelintir buih-buih yang berceceran di benak kami dan akan hilang pada saat yang cepat. Tanpa kita sadari kami tak pernah mengenal nilai, kami sering abaikan akhlak demi nilai yang kami inginkan dari lihaian tanganmu. Mungkin lipatan-lipatan dan lembaran-lembaran kertas nilai berarti bagai kami, sampai kami tak mengenal akhlak. Apakah arti keberadaan kami jika pahlawan panutan kami tak mengenalkan kami akhlak, ingin sekali kami mengenal akhlak dengan niat kami namun, tak sanggup kami menggapainya. Sudah lama kami ingin mengenalnya namun harga nilai-nilai yang selalu engkau hadirkan dibenak kami membuat kami semakin terpaku atas nilai, kami semakin melupakan akhlak dan mengejar nilai yang sebenarnya hal itu hanya kesemuan belaka. Semu yang tak berarti dan akan hangus di sela-sela helak nafas jika kami sudah tak duduk di bangku-bangku itu.

Ketika Kulihat Ingatan Masa Lalu  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Ada sebuah ingatan tentang masa kecil saya, dimana saya dan keluarga menghabiskan waktu berjam-jam untuk berkeliling kota, menikmati setiap sudut kota, bercengkrama, dan bersenang-senang dengan setiap makanan yang kami nikmati. Jagung bakar, tahu petis khas Kediri, nasi goreng, soto ayam, dan apapun itu. Waktu itu semakin berarti ketika kini jarang sekali kunikmati lagi masa itu. Masa lalu itu its was fun. Rasa bangga dan rindu membuncah ketika teringat lagi masa kecil itu.

the past is a very beautiful memories when we are through with happiness. Very simple when happy it gives hope.

Mereka Membunuh Bahsaku  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in


Hai Sobat ASPEK…!!! Sekarang ini zaman udah maju. Kebanyakan dari kalian udah punya HP kan ?? Alat komunikasi tersebut digunakan untuk berkomunikasi lewat telepon dan SMS (Short Message Service). Buat pelajar yang seumuran kita, kebanyakan lebih suka SMS-an daripada nelpon. Ya kaaan….?? Secara lebih murah dan kita juga bisa mengekspresikan diri lewat kata-kata. Seringkali dalam mengirim SMS kita menyingkat kata-kata agar lebih cepat dan hemat pulsa. Tapi sebenarnya hal itu tidak dianjurkan karena ada beberapa masalah yang ditimbulkan karena hal tersebut. Semua ini akan kita bahas di halaman ini.

Fenomena penyingkatan kata dalam SMS terjadi karena kebanyakan masyarakat berprinsip “Asalkan sampai ke penerima” dan ada kesan bahwa semakin pintar kita menyingkat pesan SMS, maka kita semakin gaul dan tampil beda. Dan terkadang kita merasa penggunaan bahasa dan kata yang baik dan benar terasa kurang efisien, serta kurang nyaman untuk percakapan sehari-hari. Padahal sebenarnya EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) justru mengefektifkan percakapan kita.

Akibat-akibat lain yang ditimbulkan oleh fenomena tersebut antara lain:

a. Menimbulkan AMBIGUITAS (bermakna ganda). Contohnya nih, ketika kamu ngetik huruf “lg” dapat bermakna “lagu” dan “lagi”. Sebenernya kan tidak semua orang mengetahui penyingkatan kata yang sering kita lakukan dalam SMS. Contohnya saat kamu mengirim SMS kepada orang yang lebih tua.

b. Orang bisa pelafalan (dalam penyingkatan kata bahasa asing) tapi tidak tahu cara penulisan yang benar. Contohnya ketika kamu ngetik “Just 4 U” sebagian orang mungkin bisa paham maksudnya “Just For You”, tapi tidak tahu cara penulisan kata “Just 4 U” yang benar.

c. Kamus Besar Bahasa Indonesia jadi tidak berguna lagi. Padahal di situlah terdapat kosakata yang resmi.

d. Pembunuhan karakter Bahasa Indonesia. Dikatakan sebagai pembunuhan karakter karena secara tidak sadar kita telah merusak Bahasa Indonesia yang telah dibangun kaedahnya dari jaman dahulu.

e.Hilangnya kaedah Bahasa Indonesia.

Untuk meminimalkan agar perusakan bahasa tidak terus terjadi, ada beberapa cara antara lain:

a.Gunakan singkatan yang lazim saat mengirim SMS atau pesan singkat lainnya. Contohnya kata “yang” dapat disingkat menjadi “yg”.

b.Jika kata-kata yang akan dikirim tidak dapat disingkat dengan jelas, tulislah dengan apa adanya. Dengan demikian kita telah menyelamatkan Bahasa Indonesia dari kerusakan.

Pembunuhan bahasa sebenarnya dilakukan tanpa sadar oleh diri kita sendiri. Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga dengan bahasa kita, yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa yang baik dan benar sebenarnya tidak harus baku, tapi harus sesuai dengan situasi dan kondisi di mana kita berada. Sebagai pelajar, kita harus memegang kaedah berbahasa yang benar. Kalau kita ingin Bahasa Indonesia tetap eksis, kita harus sering menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari secara tulis maupun lisan, dan juga memperdengarkannya pada semua orang. Sebenarnya, orang yang bisa berbahasa adalah orang yang tahu aturan. So..kalian nggak mau kan dijuluki orang nggak punya aturan kan…??

-artikel ini pernah di muat di majalah sekolah ASPEK SMAN 3 KEDIRI-





Sebuah Cerita Tanpa Koma!  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

This is my choise, and maybe I think this is my dream. My dream for good future. Althought I don’t know about future, about my way, about everything in future. But at least I do the right things now.

Sebuah Cerita Tanpa Koma!




Waktu berlalu tanpa peduli apa yang terjadi, tanpa peduli siapa pelakunya dan apa yang dilakukannya. Waktu memandang semuanya sama. Jika tidak bisa menjadi yang terbaik hari ini, jangan harap akan menghasilkan yang terbaik hari esok. 24 jam seakan berlalu tanpa terasa bagi kami. Setiap detik waktu yang berjalan menjadi sebuah cerita tanpa koma. Puluhan ide dan cerita memberontak memenuhi otak menuntut untuk segera dituangkan dalam berita.

Tak ada batasan waktu bagi kami, tak ada koma dalam dunia kami. Dunia kami menuntut untuk selalu menghasilkan yang terbaik dan berkualitas. Meskipun sejenak melupakan masa indah hidup kami, semua itu demi mimpi kami untuk selalu menjadi yang terbaik. Kami bercerita tanpa koma, berlari mengejar realitas. Waktu dan pena setia menemani hidup kami. Karena dengan itu kami kuat.

Jika orang lain mati meninggalkan bangkai, kami tak akan mati. Kami menulis lembar demi lembar yang menjadi saksi dan kekuatan untuk tetap dikenang hingga kini. Menjadi saksi hidup kami dan mereka. Semuanya terekam indah dalam goresan pena. Kata-kata yang menjadi ekspresi indrawi, penekanan yang mewakili emosi, dan semua cerita yang menggambarkan kebahagiaan. Dengan harapan kami akan selalu bermanfaat bagi sesama dan tetap memberikan kontribusi positif bagi perkembangan media massa.

EKSPRESI TANPA BATAS…  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

Yeah, waktu itu tak sengaja mataku memandang setumpuk buku di sudut ruang. Ruang bercat hijau dengan lukisan pohon di dindingnya. Di beberapa sudut tertempel kata-kata motivasi dan beberapa hasil jepretan si kamera. Di lantainya juga berserakan draft dan coretan tentang masa depan. Meski tak terlihat rapi, ya semoga kelak ruangan ini bisa menjadi saksi bagaimana sebuah karya terlahir. Apapun yang tergambar dari ruangan ini, tetap saja buku di sudut meja itu menarik perhatianku untuk mengamatinya. Sejurus kemudian, aku berjalan penuh tanda tanya mengamati tumpukan buku itu. Buku-buku berdebu itu terlihat usang dan kurang terawat, mungkin ada unsur pembiaran karena si penulis buku itu malu bahkan takut untuk membaca kembali kenangan masa itu. Dan si penulis itu adalah saya sendiri.

Meniup debu dari buku yang sudah lama tak terpakai menjadi hal unik untuk saya. Rasanya ada sepotong fragmen yang tak boleh dilewatkan. Seperti ada nuansa masa lalu yang memberontak ingin dikenang hingga kini. Mari kembali beralih pada setiap bagian di buku ini dengan tulisan yang acak-acakan. Lembar demi lembar, setiap foto yang tertempel, coretan demi coretan dari tinta warna yang mulai luntur menghiasi setiap lembar dalam buku itu. Bercerita tentang setiap proses pencapaian mimpi. Saya teringat ketika pertama kali menulis pada lembaran buku itu, sebagai seorang anak yang menuangkan ide dan pikirannya pada sebuah buku dengan perasaan bangga dan bahagia. Waktu itu saya berpikir bahwa setiap apa yang saya tuliskan bisa menjadi kenangan dan saksi perjalanan hidup yang tak terbantahkan, yang tentunya saya tulis sendiri.

Tanpa disadari sayapun mulai tertawa geli membaca tulisan-tulisan itu, padahal menertawakannya sama artinya menertawakan masa lalu yang terekam dalam buku itu. Yah memang benar-benar ingin tertawa dan


ketika membaca tulisan anak SMP -waktu itu-. Terlihat sekali perbedaan tulisan-tulisan saya waktu dulu ketika masih SMP dengan sekarang, ya karena dulu lagi trend tulisan alay jadi diary ini juga memakai gaya bahasa alay. Hehe. Jika dikaji lebih mendalam sebenarnya jauh sekali dari teknik penulisan yang baik dan benar. Walaupun sekarang saya masih aktif menulis diary dan tulisan lainnya, saya masih merasa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Selalu ada perasaan yang berkecamuk untuk mendoktrin bahwa tulisan saya jelek.

Namun dari semua itu, terlepas dari berbakat atau tidak, saya tetap merasa bangga dengan tulisan-tulisan itu yang menjadi bagian dari perjalan hidup saya sebagai seorang penulis. Setiap momen yang saya tulis menjadi sebuah cerita sekan mampu memutar kembali imajinasi saya ke masa lalu yang penuh kenangan. Memang terkadang momen-momen itu memenuhi ruang otak dan menjadi penyuntik semangat untuk tetap berkarya dalam keadaan apapun. Setiap proses yang dilalui demi sebuah impian menjadi seorang penulis terus mewarnai setiap lembar diary menjadi sebuah rangkaian cerita.
Waktu itu ketika masih duduk di bangku SMP memang sudah terbayang bagaimana rasanya menjadi seorang penulis. Tanpa pikir panjang waktu itu, saya deskripsikan bahwa seorang penulis hanyalah seseorang yang bisa mengekspresikan berbagai hal dan suasana tanpa harus berpikir keras dan mengorbankan waktu, juga tidak menguras tenaga, hanya menuangkan setiap rasa dan ide yang berkecamuk dalam otak dengan tambahan sedikit bumbu dan meramunya menjadi sebuah cerita.

Bagi saya menulis adalah sebuah wahana ekspresi tanpa batas. Sebuah cara pelampiasan yang saya pikir tidak akan merugikan siapapun. Hanya saya dan tulisan itu yang tahu. Bahkan mungkin jika tulisan-tulisan itu dibaca orang lain akan menjadi sebuah cara unik untuk berbagi dan share tentang apapun. Menulis adalah sebentuk ekspresi indrawi untuk meluapkan segala emosi, keluh kesah, canda tawa, dan bahagia.

Yah, pikiran yang dulu sesimple itu kini mampu menuliskan berbagai cerita. Cerita yang terkadang jauh dari realita. Seiring berjalannya waktu, sayapun mulai ‘serius dan bertanggung jawab’ atas pemikiran masa lalu itu. Membuka kembali diary itu membuat saya sadar bahwa ada sebongkah impian yang harus ‘dipertanggungjawabkan’ sekarang dan di masa depan, mimpi untuk menjadi seorang yang dibanggakan dan memiliki sesuatu untuk tetap dikenang hingga nanti. Yah, semacam pembuktian diri atas sebentuk cita-cita yang tertanam sejak kecil.

Terasa sekali perbedaan dalam diri saya ketika menulis diary di masa lalu dibanding tulisan-tulisan saya sekarang ini. Diary masa lalu saya mencerminkan bahwa dulu ketika menulis hanya sedikit sekali pesan yang tersampaikan. Hanya sebuah tulisan yang mewakili segala emosi dari sebuah momen yang benar-benar terjadi, tertuang jujur dalam tulisan tersebut. Hingga kini tulisan-tulisan masa lalu itu menjadi semacam kekuatan dan kebanggaan bagi diri sendiri bahwa saya bisa dan mampu merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat yang indah.

Setelah sekian lama lelah berlari melewati setiap proses menggapai impian untuk menjadi seorang penulis. Setumpuk diary di sudut ruangan itu mengingatkan saya untuk berhenti menulis dalam konteks yang lain. 2 tahun terakhir ini saya lebih sering menghabiskan waktu menulis di laptop. Lebih simple dan mengurangi kram di tangan. Tapi kekuatan menggoreskan pena di setiap lembar buku tetap memanggil nurani saya untuk kembali menuliskan setiap momen pada diary bukan pada alat digital. Goresan demi goresan yang mewarnai setiap cerita memiliki kesan tersendiri, karena dari goresan itu saya belajar dari kesalahan untuk melewati proses selanjutnya. Lebih tepat dikatakan bahwa saya rindu menulis dengan segala emosi yang mewakili setiap momen. Dimana saya sangat leluasa dan bebas menuliskan setiap ekspresi tanpa batas dari ladang harapan yang tak pernah mati. Hati.

Secuil Doa dan Harap  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

"secuil harap dari jiwa-jiwa yang haus akan KasihNya. oleh: Bima Mahardika dan Farah Adiba N.M."

Bahagianya Ketika Masih Bisa Melihat Mentari. Burung2 Bercengkrama. Daun2 Menari Di Tiup Angin. Tapi Sayang,Tak Seindah Dulu. Saat Pagiku Yang Msh Penuh Sujud.

Redup Temaram Qolbuku, Jauh Dari Sentuhan Hidayahmu, Terseok- Seok Langkahku, Tak Ingin Jauh Darimu

Tuhan, Hamba Ini Rindu Kasihmu.Basuh Perihku Dengan Cahayamu. Sudah Tiba Saat Untuk Mengerti Tuhan.. Aku Rindu, Rindu Akan Cahayamu.

Aksana Hujan Membasahi Bumi, Jumlah Dosaku & Kadar Imanku Tak Mampu Menopang Kembalinya Aku Padamu. Izinkan Sekali Lagi

Tanpa Cahayamu Serasa Hampa Hati Ini.. Setetes Air Wudhu Penuh Kesejukan Seakan Mengisyaratkan Padaku Untuk Tetap Istiqomah, Ikhtiar, Dan Penuh Ikhlas Melewati Ujian Mu.. Aku Ingin Rasa Indah Kan Hadir Untuk Ku.Meluluhkan Mimpi Mimpi. Tak Henti Jiwa Ini Menanti Dirimu.. Tuhan Tolonglah, Buka Hatiku..

KERIKIL KECIL  

Posted by: Farah Adiba Nailul Muna in

“Tuhan pasti telah memperhitungkan amal dan dosa yang kita perbuat. Kemanakah lagi kita kan sembunyi, hanya kepadaNya kita kembali. Anugrah dan bencana adalah kehendakNya. Kita mesti tabah menjalani. Hanya cambuk kecil agar kita sadar. Adalah Dia di atas segalanya.”



Awan berarak mengelilingi langit. Menghapus senja menyambut bintang. Tetes demi tetes hujan turun di antara kilatan petir dan gemuruh guntur. Terbersit sebuah kenangan dalam balutan luka. Dan seluruh alam-pun sempat bersaksi bagai sebuah memori penting. Antara Kalah dan Menyerah!.



Waktu berlalu tanpa peduli apa yang terjadi. Detik, menit, jam, sehari, sebulan, tahun… dan seakan semuanya sia hanya berbalut luka. Berapapun lamanya Engkau bertahan dalam duka, waktu tak akan pernah memperdulikanmu. Bahkan hanya untuk sedetik saja, sekedar membawamu ke masa itu. Masa dimana hatimu masih terukir bahagia. Dimana pikiranmu tak pernah terjamah sesal, kecewa, dan apapun itu yang mereka katakan tentang ‘kesedihan’.



“Tuhan, apapun jalan yang aku pilih. Sekalipun itu adalah pilihan terburuk. Aku mohon Engkau tetap menunjukkan kebenaran suatu saat nanti”.



Saat ini adalah fase tersulit yang harus dilewati. Fase dimana seluruh kekuatan lahir dan batin harus dikorbankan. Entah berapa lama waktu yang sudah terbuang untuk berusaha kembali menatap masa depan yang dulu begitu gemilang. Menjadi seorang yang membanggakan!. ‘Lama tak terlihat bayangmu dalam hidupku’.



Apapun itu, hendaknya kita tetap berpikir positif dan membuat segalanya menjadi lebih baik. Menjadi pribadi-pribadi yang dirindukan kebaikannya. Menjadi pribadi yang benar-benar diperhitungkan di masa depan. Yang lalu hanyalah sebuah kerikil kecil yang terkadang tak pantas untuk di tangisi. Masih ada masa depan yang lebih baik dengan pribadi-pribadi yang lebih powerful dan mempercayakan tugas besar kepada kita. Dalam hidup, setiap akhir cerita adalah sebuah awal baru menuju kebahagiaan! Bahagia itu pilihan!



“Ikhlas bukan berarti pasif dan pasrah pada segala hal, tapi bentuk ke

tegaran hati yang dibentuk oleh kejujuran pada diri sendiri dan kenyataan”